Kisah hidup Tonny Tesar adalah perjuangan memutus mata rantai politik identitas. Dalam sejarah Indonesia, posisi politik Tionghoa sangatlah riskan. Mereka menjadi langganan dan sasaran amarah dan amuk sekaligus ATM ekonomi.
Dari ujung timur Republik, Tonny menjelma gunting kesadaran bahwa menjadi Tionghoa dan sekaligus Papua tak menghalangi menyerahkan bakti untuk negeri. Kerasnya politik identitas bisa dicairkan dengan politik kasih yang memberi tanpa batas.
Keluarga berdarah Tionghoa-Papua menjadi sekolah penting bagi Tonny Tesar bahwa melawan tidak mesti dengan mempertebal curiga dan memperuncing segregasi. Janganlah melihat manusia dari identitasnya. Lihatlah manusia dari amalnya, dari lakunya. Halau yang buruk, ikuti yang baik.
Karena itu, rumah besar Tonny sesungguhnya rumah kesetaraan tanpa batas. Di dalamnya, politik tanpa batas digemakan.
Kepulauan Yapen adalah laboratorium politik bagi Tonny Tesar untuk berkata, di Papua, yang diperlukan bukan politik identitas, tetapi politik kemakmuran. Sama-sama tumbuh, sama-sama makmur. Hanya jalan politik yang baik bisa menyelenggarakannya. Lain tidak.
ISI BUKU
- BAGIAN SATU
KETIKA DARAH PAPUA SAYA DIRAGUKAN — 01 - BAGIAN DUA
RUMAH KEBAIKAN ROUW-BANUA — 23 - BAGIAN TIGA
PEDULI SEBAGAI ENERGI SOSIAL — 51 - BAGIAN EMPAT
DUNIA KONSTRUKSI ITU BISNIS KEPERCAYAAN — 75 - BAGIAN LIMA
KEUTAMAAN BUDI DALAM CINTA — 105 - BAGIAN ENAM
MENUJU KURSI SENATOR — 123 - BAGIAN TUJUH
MENARI DI ATAS BADAI PILKADA — 143 - BAGIAN DELAPAN
CAHAYA DARI TIMUR — 177 - BAGIAN SEMBILAN
BERMUARA PADA EKONOMI WARGA — 209 - BAGIAN SEPULUH
TUMBUH SAMA-SAMA, SEJAHTERA SAMA-SAMA — 239 - BAGIAN SEBELAS
KARENA YAPEN RUMAH KITA BERSAMA — 257 - TENTANG PENULIS —269
- BIBLIOGRAFI — 272
- NARASUMBER — 273