BUKU ini tentang perjalanan dan perjanjian. Perjalanan sang manusia yang lahir, tumbuh kembang, dan mengabdi kepada rimba raya dan kehidupan hayati Papua. Ini juga soal perjanjian seorang pemimpin yang terikrar dari Lembah Kebar bahwa Tambrauw mestilah menjadi kawasan konservasi.
INI kisah seorang pemimpin yang berkesadaran bahwa “hutan lestari” merupakan amanat dan penghormatan kepada bumi. Tanpa pemimpin yang berwawasan konservasi, hutan raya tak lebih adalah hamparan kapital.
Bagi Gabriel Asem, investasi tidak boleh bertabrakan dengan konservasi. Investasi yang merusak alam bukan investasi, tetapi eksploitasi. Rudapaksa ibu bumi.
BACALAH buku ini dan di sana terbentang jejak juang bagaimana lanskap konservasi kompatibel dengan investasi. Konservasi itu sendiri adalah investasi yang bernama ekonomi biru. Di sana, manusia dan alam hidup berdampingan. Saling memberi, saling memeluk.
INI tentang cerita gema suara bumi dari Tambrauw-Papua Barat.
Cover : Reza Alfarabi
ISI BUKU
- BAGIAN SATU
JANJI DARI LEMBAH KEBAR — 01 - BAGIAN DUA
SEKOLAH ASRAMA MEMANDIRIKAN JIWA, KARATE MENGUATKAN SOLIDARITAS — 41 - BAGIAN TIGA
KENAKALAN DI WISMA KUNANG-KUNANG — 63 - BAGIAN EMPAT
TIADA HARI TANPA KERINGAT — 77 - BAGIAN LIMA
KEMBALI KE TANAH PAPUA — 111 - BAGIAN ENAM
DI INSPEKTORAT, PEMBUKTIAN SEBAGAI ABDI NEGARA — 121 - BAGIAN TUJUH
DI YOGYAKARTA, MENGGENAPKAN MIMPI MENAJAMKAN NURANI — 145 - BAGIAN DELAPAN
DAN, SI BURUNG TERANG ITU PUN TERBANG — 161 - BAGIAN SEMBILAN
MEMENANGKAN HATI MASYARAKAT TAMBRAUW — 177 - BAGIAN SEPULUH
PEMBANGUNAN YANG BERPIHAK — 209 - BAGIAN SEBELAS
KONSERVASI UNTUK KESEJAHTERAAN DAN KEBERLANJUTAN — 257 - BAGIAN DUA BELAS
MENUJU INDUSTRI HIJAU — 279 - BAGIAN TIGA BELAS
LAYAR ALAM TAMBRAUW TERKEMBANG — 315